Daftar Isi (toc)

Popularitas Bitcoin sudah jadi perhatian tak terhitung orang, baik di luar negeri maupun di Indonesia. Sayangnya, masih segudang pemula belum jelas kira-kira berapa besaran modal yang dibutuhkan untuk mulai berinvestasi pada aset digital yang satu ini.
Sebagai kabar, Bitcoin atau cryptocurrency lainnya adalah mata uang digital yang tidak tentang bersama dengan negara atau pemerintah mana pun. Mata uang digital ini disimpan di basis data terkomputerisas idan dan diamankan bersama dengan kriptografi lewat teknologi blockchain.
Secara generik, cryptocurrency layaknya Bitcoin bisa diperdagangkan sebagai aset digital, sebagai cara untuk beroleh laba berasal dari pengembalian investasi.
Bagi pemula, untuk terjun ke dunia Bitcoin diakui mesti punyai modal besar. Tapi ternyata, Bitcoin atau disingkat BTC bisa dibeli didalam pecahan receh, atau disebut satoshi. Nilai 1 satoshi itu ialah pecahan desimal bersama dengan 8 angka di belakang koma pada 1 keping Bitcoin.
Artinya, 1 satoshi mirip bersama dengan 0,00000001 Btc. Sekarang ini harga Bitcoin berada di kisaran Rp 615 juta, menjadi kalau dirupiahkan maka 1 satoshi kira-kira Rp 6,15.
"Paling kecil bisa 0,00000001 Btc, vital 8 digit di belakang," kata Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono kepada detikcom, Kamis (28/1/2021).
Beri tambahan Sutopo, CEO Indodax Oscar Darmawan sekaligus praktisi bitcoin mengatakan, bagi pemula yang mengidamkan terjun ke dunia bitcoin apalagi bisa dimulai bersama dengan modal Rp 10.000.
"Pemula bisa mencoba trading bersama modal Rp10.000 saja. Gara-gara bitcoin di Indodax bisa dijual bersama dengan pecahan desimal sampai pecahan terkecil berasal dari Rp10.000," mengetahui Oscar ketika dihubungi detikcom secara terpisah.
Tapi, sebelum mencoba terjun ke dunia bitcoin atau mata uang kripto lainnya, pemula wajib jelas aset itu sendiri.
"Pertama sekali adalah pemahaman berkaitan aset kripto. Baik berasal dari sisi teknologi, kesibukan market dan lain-lain. Ini tetap berkembang mengingat teknologi blockchain dan aset kripto yang tetap berkembang," ujarnya.
Ia menerangkan, bitcoin atau mata uang kripto ini tidak terikat bersama keputusan bank sentral. Oleh gara-gara itu, harga bitcoin atau mata uang kripto lainnya tidak ditentukan sebuah negara atau pemerintah. Tetapi, menurutnya hal itu justru jadi keliru satu faktor mengapa ia berminat terjun di bitcoin.
"Bitcoin mengadopsi teknologi blockchain, bitcoin dan aset kripto lain itu bersifat decentralized. Artinya tidak terpusat. Menjadi, harga bitcoin tidak diatur oleh pemerintah dan lain-lain," imbuh Oscar.
Ulang ke Sutopo, ia mengatakan, untuk mulai terjun ke dunia mata uang kripto, maka seseorang perlu paham risiko tinggi yang akan dihadapi. Di lebih dari satu pas, mata uang kripto memang berpotensi memberi tambahan laba tinggi. Tetapi, tersedia juga kala-pas di mana laba itu berbalik tajam.
"Cryptocurrency ini pergerakannya lebih fluktuatif, risikonya lebih besar, tetapi jika trennya bagus ya dapatnya lebih besar, menjadi high risk high return," tutur Sutopo.
Serupa layaknya investasi di instrumen lain, ia mengingatkan sehingga rakyat kenakan uang menganggur atau uang dingin untuk terjun ke dunia mata uang kripto. Lantas, pilihlah corporate yang berperan sebagai pedagang aset kripto yang telah terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag).
"Dana yang dipakai jangan dana panas, tetapi dana dingin, dana yang memang tidak keperluan sehari-hari dikarenakan konvoi di kripto ini memadai tinggi, naik-turunnya terlalu fluktuatif dibandingkan trading di aset lainnya. Lantas sebab di Indonesia sendiri udah sah untuk corporate exchange untuk cryptocurrency ini, menjadi bagi pemula mereka bisa periksa, tersedia 13 corporate yang sah sekarang di Indonesia, di bawah Bappebti. Itu bisa menjadi acuan mereka juga," tutup Sutopo.
Ikuti Hotgirlsinc.com pada Aplikasi GOOGLE NEWS : FOLLOW (Dapatkan Berita Terupdate tentang Dunia Pendidikan dan Hiburan). Klik tanda ☆ (bintang) pada aplikasi GOOGLE NEWS.